Bagaimana diet makanan sehat untuk mencegah/menurunkan kolesterol dan terhindar dari hiperkolesterolemia?
- Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk mengolah/menyiapkan makanan. Mengganti mentega, margarine, krim, minyak goreng (minyak kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun, atau minyak kacang kedelai.
- Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dengan porsi yang lebih banyak setiap kali makan
- Mengganti teknik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit minyak.
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan garam, mengganti snack manis dengan buah-buahan.
- Mengurangi konsumsi daging merah, diganti dengan ikan, daging ayam tanpa kulit, kacang-kacangan.
- Memperbanyak penggunaan bawang putih, bawang merah, daun bawang sebagai bumbu masak.
Komplikasi kolesterol tinggi/hiperkolesterolemia
Berikut adalah beberapa komplikasi mematikan yang bisa terjadi jika kadar kolesterol jahat terlampau tinggi.
Xanthelasma palpebrarum.
Xanthelasma palpebrarum adalah plak berwarna kekuningan yang umumnya muncul di sekitar kelopak mata (bagian dekat dengan hidung). Keadaan ini terbentuk akibat penumpukan kolesterol di daerah kutaneus (kulit). Xanthelasma bisa terjadi pada wanita maupun pria yang berusia 40–50 tahun. Xanthelasma muncul simetris di kedua kelopak mata, dan dapat memiliki konsistensi lembut hingga padat. Normalnya, xanthelasma tidak memberikan suatu gejala yang mengganggu.
Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah berhubungan dengan kadar kolesterol yang ada di dalam tubuh. Apabila kadar kolesterol tinggi dan tidak segara ditangani, maka plak-plak lemak akan semakin banyak terbentuk di dalam pembuluh darah. Plak-plak tersebut akan membuat pembuluh darah semakin sempit sehingga aliran darah ke seluruh tubuh mengalami gangguan. Akibatnya, organ jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar sampai ke organ lain. Keadaan ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi alias hipertensi.
Angina Pektoris.
Angina dapat diartikan sebagai nyeri dada, rasa dada yang terikat, atau dada yang terasa tak nyaman. Angina pektrosis adalah tanda awal dari penyakit jantung dan dapat dipicu dengan melakukan beberapa kegiatan, seperti mengangkat barang, berolahraga, dan emosi atau marah. Angina Pektoris terjadi karena otot-otot jantung tidak menerima oksigen yang cukup. Keadaan itu adalah akibat dari adanya penyempitan pembuluh darah karena tersumbat oleh plak-plak lemak.
Serangan jantung.
Serangan jantung dapat menjadi lanjutan dari angina. Apabila plak lemak terlepas, membentuk klot dan menyumbat pembuluh darah ke jantung, maka seseorang dapat mengalami serangan jantung. Keadaan ini bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditangani segera.
Beberapa tanda dan gejala yang muncul pada saat serangan jantung, misalnya nyeri dada berat, dada terasa sesak dan berat seperti ditindih, atau dada seperti ditusuk hingga menembus ke belakang dan menjalar ke lengan kiri atau rahang kiri, mual muntahl, keringat dingin, hingga badan lemas.
Stroke.
Stroke atau yang juga disebut brain attack merupakan penyebab kematian terbesar ke-5 di Amerika Serikat, dimana setiap tahunnya 140.000 orang meninggal dunia. Di Indonesia sendiri, Riskedas 2007–2013 menyebut bahwa angka kejadian stroke terus meningkat, dari 8,3% menjadi 12,1%. Stroke terjadi karena plak-plak lemak di pembuluh darah terlepas dan menyumbat pembuluh darah di otak. Selain faktor kolesterol tinggi, stroke juga dipengaruhi oleh kondisi lain, seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Ditulis oleh:
Ibu Apt. Mitta Aninjaya, S.Farm
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian
Sumber: https://www.mutiaraberlian.id